cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
JEJAK
ISSN : 1979715X     EISSN : 24605123     DOI : -
Core Subject : Economy,
JEJAK: Jurnal Ekonomi dan Kebijakan p-ISSN 1979-715X | e-ISSN 2460-5123 is a scientific journal that contains the results of research and theoretical studies in the field of economic development, especially on matters of economic policy in Indonesia was published by the Department of Economic Development, Faculty of Economics, Semarang State University and Indonesian Economics Bachelor Society.
Arjuna Subject : -
Articles 30 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1 (2012): March 2012" : 30 Documents clear
MENGURAI MODEL KESEJAHTERAAN PETANI Paranata, Ade; Wahyunadi, W; Daeng, Akung; Wijimulawiani, Baiq Saripta
JEJAK: Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Vol 5, No 1 (2012): March 2012
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jejak.v5i1.4633

Abstract

This research aims to determine the relationship between latent variables such as climate, infrastructur, social, economic, policy, institution, technical production and the production of rice farmers. The research locations are 10 districts in Sumbawa and the respondents are 239 farmers.This research is a correla­tional research that connects two or more variables. The research uses quantitative data. Descriptive statistical analysis and multivariate analysis are used to analize the data. The statistical analysis consists of cross tabulation and chi- square. The cross tabulation is used to test significant using chi-square analysis. Chi-square analysis is used to examine the relationship (association) between several independent variables and the variable of welfare. The multivariate analysis used is Structural Equation Modelling. SEMis used for the study because some variables are unobservable and reciprocal (recursive).The results of study shows that the simultaneous connection of latent variables affects the production of latent variables and the production variables influence the welfare variable.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan hubungan antara variabel-variabel yang tersem­bunyi seperti iklim, infrastruktur, sosial, ekonomi, kebijakan, kelembagaan, teknis produksi benih dan produksi petani padi. Lokasi dari penelitian ini adalah 10 daerah di Sumbawa dan respondennya adalah 239 petani. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi yang menghubungkan dua atau lebih variabel. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif. Analisis statistik deskriptif dan multivariat juga digunakan untuk menganalisis data. Analisis statistik terdiri dari analisis tabel silang dan chi-square. Analisis chi-square digunakan untuk melihat hubungan (asosiasi) antara beberapa variabel independen dengan kesejahteraan. SEM digunakan karena variabel penelitian diantaranya bersifat unobservable dan bersifat resiprokal (recursive). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antar varibel yang berlangsung secara simultan mempengaruhi produksi variabel-variabel laten, dan variabel produksi mempengaruhu variabel kesejahteraan.
PERAN MP3EI BERBASIS ”NOT BUSINESS AS USUAL” UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA Sahaya, Hardiansyah Nur; Arto, Ali
JEJAK: Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Vol 5, No 1 (2012): March 2012
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jejak.v5i1.4629

Abstract

Indonesia, as a developing country, is currently facing a tremendous challenge. Global era can be an opportunity, a challenge, as well as a threat. In this globalization era, known as economic liberalization or free trade in services in particular labor. Indonesian workers are expected to be able to compete with workers from other countries. To meet the challenges of globalization workforce, the government has prepared MP3EI (Master Plan for the Acceleration and Expansion of Indonesias Economic Development) which is not based on common business. MP3EI is a government program that is made by considering the various advantages and potential, as well as the development challenges that Indonesia must face. However, in the implementation of the strategic role of MP3EI, there are still problems in terms of human resources, science and technology. Education focuses mainly on Java, less access to education, use of science and technology training, lack of infrastructure investment training. Therefore, we need a concrete solution in optimizing regional autonomy to address the education gap in each corridor, develop the concept of "one corridor, one potential school corridor". This concept is expected to optimize each economic corridor, regeneration and gradual training for cadres training centers, increasing government and private partnership (PPP) in infrastructure investment in training through the implementation of regional autonomy.Indonesia sebagai bangsa yang sedang membangun, saat ini sedang menghadapi tantangan yang luar biasa. Era global dapat menjadi peluang, tantangan, sekaligus juga menjadi ancaman. Dalam era globalisasi yang dikenal dengan liberalisasi ekonomi atau perdagangan bebas khususnya bidang jasa tenaga kerja. Tenaga kerja Indonesia dituntut harus mampu bersaing dengan tenaga kerja dari negara lain. Untuk menjawab tantangan globalisasi tenaga kerja yang ada, pemerintah telah menyiapkan MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) berbasis not business as usual. Dimana MP3EI merupakan program pemerintah yang dibuat dengan mempertimbangkan berbagai keunggulan dan potensi yang dimiliki, serta tantangan pembangunan yang harus Indonesia hadapi. Akan tetapi dalam pelaksanaan peran strategis MP3EI ini masih terdapat kendala dalam segi kemampuan SDM dan IPTEK seperti, masih terfokusnya pendidikan di koridor ekonomi Jawa, masih lemahnya akses pendidikan di masing-masing koridor, rendahnya kaderisasi pelatihan, rendahnya pengunaan IPTEK dalam pelatihan, rendahnya investasi infrastruktur pelatihan. Oleh karena itu diperlukan solusi nyata seperti optimalisasi otonomi daerah untuk mengatasi kesenjangan pendidikan di masing-masing koridor, mengembangkan konsep “one corridor one potential school” untuk mengoptimal­kan masing-masing koridor ekonomi, regenerasi kader dan pelatihan bertahap untuk calon kader pelatih balai latihan kerja (BLK), meningkatkan kerja sama pemerintah dan swasta (KPS) dalam investasi infrastruktur pelatihan melalui implementasi otonomi daerah.
ANALISIS TINGKAT KAPITALISASI PROPERTI PERKANTORAN SEWA DI KAWASAN CENTRAL BUSINESS DEVELOPMENT Ramadhan, Muchammad Hafiz
JEJAK: Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Vol 5, No 1 (2012): March 2012
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jejak.v5i1.4634

Abstract

An analysis of leased office capitalization rate is an important study in estimating the value of a property and measuring the return on investment in the property sector. The purpose of this study is to determine the level of leased office capitalizationat around Simpang Lima area and the factors thathave both partial and simultaneous influences. The calculation of office capitalization rate results that the average rental capitalization rate is 8.46 percent. This shows that the risk of investment property on leased office in Simpang Lima area tend to be lower than in other big cities, just like Jakarta. The result of hypothesis testing for the capitalization rate indicatessimultaneously thatthe distance variable to the CBD (JCBD), Building area(LB), Age Building (UB), Rent period(TS), vacuum level (TK) and Services (PEL) significantly influence the capitalization rate. Partially, there are four variables that significantly influence the level of capitalization; they are LB, TS, TK, and PEL. While the variables of UB and JCBD do not effect the level of capitalization. The test result obtained by the value of determination coefficient is adjusted-R2 of 0.708.Analisis mengenai tingkat kapitalisasi perkantoran sewa merupakan studi yang penting dalam mengestimasi nilai suatu properti dan mengukur tingkat pengembalian investasi di sektor properti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kapitalisasi perkantoran sewa di sekitar kawasan Simpang Lima dan faktor-faktor yang diduga berpengaruh baik secara parsial maupun simultan. Hasil perhitungan tingkat kapitalisasi perkantoran sewa menunjukkan rata-rata tingkat kapitalisasi sebesar 8,46 persen. Ini menunjukkan risiko investasi properti perkantoran sewa di Kawasan Simpang Lima cenderung lebih rendah jika dibandingkan di kota besar lainnya seperti Jakarta. Hasil pengujian hipotesis untuk tingkat kapitalisasi menunjukkan bahwa secara simultan, variabel Jarak ke CBD (JCBD), Luas Bangunan (LB), Umur Bangunan (UB), Tempo Sewa (TS), Tingkat Kekosongan (TK) dan Pelayanan (PEL) berpengaruh signifikan terhadap tingkat kapitalisasi. Secara parsial, ada 4 variabel yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat kapitalisasi yaitu LB, TS, TK, dan PEL, sedang variabel JCBD dan UB secara parsial tidak berpengaruh terhadap tingkat kapitalisasi. Hasil pengujian koefisien determinasi diperoleh nilai adjusted-R2 sebesar 0,708. 
KAJIAN DESENTRALISASI FISKAL TERHADAP INFLASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI Rakanita, Amanda Mastisia; Sasana, Hadi
JEJAK: Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Vol 5, No 1 (2012): March 2012
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jejak.v5i1.4630

Abstract

Since 2001, Indonesian government has effectively run fiscal decentralisation as a strategy to accelerate development. This study aimed to see direct relationship of fiscal decentralization on economic growth and indirect influence of decentralization on growth through its impact on inflation in the province of Central Java. The analysis focused on indicators of fiscal decentralization of direct expen­diture, which is the ratio of direct local government spending to direct central government expenditure. This study useddata seriesin 2005-2010 by employing path analysis.The results showed that fiscal decentralization has positive and significant influences on inflation and economic growth. Meanwhile, the inflation was found to have positive influence on economic growth in the province of Central Java. Sejak 2001, secara efektif pemerintah Indonesia telah menjalankan kebijakan desentralisasi fiskal yang luas sebagai strategi untuk mempercepat pembangunan daerah. Kebijakan desentralisasi fiskal ini juga telah membawa perubahan besar dalam perkembangan belanja daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah.Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh secara langsung desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi dan pengaruhnya secara tidak langsung pada pertumbuhan ekonomi melalui inflasi di Provinsi Jawa Tengah.Analisis desentralisasi fiskal difokuskan pada indikator penge­luaran kelompok belanja langsung, yang merupakan rasio realisasi belanja langsung pemerintah daerah terhadap realisasi belanja langsung pemerintah pusat.Penelitian ini menggunakan data series tahun 2005 sampai dengan 2010 dengan menggunakan metode analisis jalur.Hasil penelitian menun­jukkan bahwa desentralisasi fiskal berpengaruh positif signifikan terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Demikian halnya dengan inflasi yang berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah.
PENGEMBANGAN UNIT USAHA INDUSTRI KECIL MELALUI METODE PEMETAAN DAN “NEED ASSESSMENT” Fafurida, F; Nihayah, Dyah Maya
JEJAK: Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Vol 5, No 1 (2012): March 2012
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jejak.v5i1.4622

Abstract

Mapping industry and need assessement are the first steps for developing the industrial sector. This study aims to describe the performance of the industry, prepare the map of industrial development potency and identify the need assessement on industries in Sub Gunungpati. The data was obtained from the survey by spreading questionnaires and Focus Group Discussion (FGD). The descriptive statistical analysis is used in this study. The result shows that there are 12 types of industries in the Village Gunungpati. However, most of these industries do not have a good management of the business eventhough they have been running their industries for a long time. It can be seen from several aspects, such as accounting and finance, production and marketing. Every type of industry has different condition and distribution. There is only one type of industry which form a large cluster; it is the industries that produce red bricks in Ngrembel. Finally, the result of need assessment shows that trainings on administrative records, financial report, innovation on production machines, packaging, marketing, obtaining raw materials, waste management are needed to increase the business capacity. Pemetaan industri dan need assessement merupakan langkah awal dalam pengembangan sektor industri. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan performance industri, menyusun peta potensi pengembangan industri dan mengidentifikasi need assessement pada industri-industri di Kelurahan Gunungpati. Data diperoleh dari metode survey dengan kuisioner dan Focus Group Discussion (FGD). Analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif statistik. Hasil penelitian menunjukkan ada 12 jenis industri di Kelurahan Gunungpati. Meski sudah berdiri lama, mayoritas industri- industri tersebut belum memiliki manajemen pengelolaan usaha yang baik. Ini dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain aspek pembukuan dan keuangan, produksi dan pemasaran. Setiap jenis industri memiliki kondisi dan sebaran yang berbeda-beda. Hanya ada satu jenis industri yang membentuk cluster besar yaitu industri pembuatan bata merah di daerah Ngrembel. Hasil need assessment menunjukkan bahwa pelatihan pencatatan administrasi, pelatihan penulisan laporan keuangan, inovasi alat produksi, pelatihan teknik pengemasan, pelatihan teknik pemasaran, kemudahan memperoleh bahan baku, dan pengelolaan limbah produksi dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas usaha. 
STRATEGI PENINGKATAN KEBERDAYAAN INDUSTRI KECIL KONVEKSI DENGAN ANALIYSIS HIERARCHY PROCESS (AHP) Sutanto, Himawan Arif; Sudantoko, Djoko; Maktub, Slamet
JEJAK: Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Vol 5, No 1 (2012): March 2012
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jejak.v5i1.4623

Abstract

This research was done on Small Medium Enterprises (SME) that produce convection in the district of Watesalit Batang. The aimsof this study are to (1) determine the condition of SME that produce convection (2) determine the strategy for increasingthe empowerment of convection SME. The sampling technique was done by having simple random sampling of 75 persons as the owners of convectionSME and 10 keypersons. Descriptive statistics has beenused to determine the condition of convection SME convectionand Analysis Hierarchy Prcess (AHP) has been used to determine the strategies forincreasing the empowerment of convectionSME. The result showsthat most of convectionSMEs market their products directly in local and regional markets. The main priorities in the development of convection SME are (1) conductingtrainings to encourage entrepreneurship, (2) improving technical skills, (3) providingtrading trading home and small business marketing (workshop). Penelitian ini telah dilakukan pada industri kecil konveksi di Watesalit Kabupaten Batang. Tujuan penelitian ini (1) untuk mengetahui kondisi UKM Konveksi(2) untuk menentukan strategi peningkatan keberdayaan UKM Konveksi. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling yang terdiri dari 75 orang pelaku usaha UKM Konveksi dan 10 orang responden kunci (keyperson). Statistik deskriptif telah digunakan untuk mengetahui kondisi UKM Konveksi dan Analysis Hierarchy Process (AHP) telah digunakan untuk menentukan strategi dalam meningkatkan keberdayaan UKM Konveksi di daerah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya para pelaku usaha konveksi di daerah penelitian menggunakan polapemasaran secara langsung di pasar lokal dan regional. Prioritas utama dalam pengembangan UKM konveksi di daerah penelitian adalah (1) melakukan pelatihan dalam upaya membudayakan kewirausahaan, (2) meningkatkan keterampilan teknis, (3) menyediakan rumah dagang dan pemasaran usaha kecil (workshop). 
PENGARUH KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA Puspitasari, Ayu
JEJAK: Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Vol 5, No 1 (2012): March 2012
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jejak.v5i1.4631

Abstract

The aim of the research is to seek the effect of work-family conflict, organizational commitment and job satisfaction. In analysing the daya, this research employed simple regression, Multivariate and test Independent samples t-test. The result revealed some conclusions. They are: (1) work-family conflict has a negative and significant influence on organizational commitment, (2) work-family conflict has negative and significant effect on job satisfaction, (3) Job satisfaction and significant have positive effect on organizational commitment, (4) Job satisfaction has a mediating influence between work-family conflict with organizational commitment, (5) There is no significant difference between the intensity of work-family conflict among men and women. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konflik pekerjaan-keluarga, komitmen organisasi dan kepuasan kerja. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dengan menggunakan regresi sederhana, Multivariate dan Uji Independent sampel t-test menunjukkan bahwa: (1) Konflik pekerjaan–keluarga mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap komitmen organisasi, (2) Konflik pekerjaan–keluarga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja, (3) Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi, (4) Kepuasan kerja memiliki pengaruh mediasi antara konflik pekerjaan–keluarga dengan komitmen organisasi, (5) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara intensitas konflik pekerjaan–keluarga antara pria dan wanita.
DETERMINAN SUKU BUNGA PASAR UANG ANTAR BANK DI INDONESIA Utami, Dyah
JEJAK: Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Vol 5, No 1 (2012): March 2012
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jejak.v5i1.4624

Abstract

Interbank money market (interbank) or often called the Interbank Call Money is one of the important means to encourage the development of money markets.Interbank money market is interest rate which is determined by the bank that needs loan. It also means that the interest rate which is charged to the banks that borrow some money in the interbank money market because of PUAB publishing. This study aims to analyze the determinants of the interbank money market in Indonesia. The variables in this study are the Singapore Interbank offered rate (SIBOR), SBI interest rates, and exchange rates. The results show that SIBOR has positive effect on the interest rate of Interbank Call Money, SBI has negative effect to the rates of Interbank Call Money, and the exchange rates has a positive effect to the rates of Interbank Call Money, and SIBOR, SBI, and the exchange rate at the same time affects the rates of Interbank Call Money.Pasar uang antar bank (PUAB) atau sering disebut dengan Interbank Call Money merupakan salah satu sarana penting untuk mendorong pengembangan pasar uang.Pasar uang antar bank sendiri adalah tingkat suku bunga yang ditentukan dan dikenakan oleh pihak bank kepada bank yang melakukan pinjaman di pasar uang antar bank atas penerbitan PUAB. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan PUAB di Indonesia. Adapun variabel yang mempengaruhi dalam penelitian ini adalah Singapore Interbank offered rate (SIBOR), Suku bunga SBI, dan kurs. Hasil penelitian menunjukan bahwa SIBOR berpengaruh positif terhadap tingkat suku bunga PUAB, SBI berpengaruh negative terhadap suku bunga PUAB, dan Kurs berpengaruh positif terhadap suku bunga PUAB, serta secara bersama SIBOR, SBI, dan Kurs mempengaruhi tingkat suku bunga PUAB. 
PENGARUH CADANGAN WAJIB MINIMUM DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP INFLASI DI INDONESIA Sir, Yesi Aprianti
JEJAK: Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Vol 5, No 1 (2012): March 2012
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jejak.v5i1.4632

Abstract

The study aimed to measure the impact of monetery policy issued by Bank of Indonesia (BI), that has the authority, on the inflation happening in Indonesia. Empirical variables included minimum mandatory reservesin minimum mandatory giro (X1) and interest rate of BI (X2) towards the inflation development (Y) in Indonesia. The research used quarterly data in 1993-2009. Monetery policyis intended to increase the amount of Statutory and BI rate and to lower the inflation. This means tha tthe inflation and monetary policy had negative relationship. Simple Regression with double log was employed to analyze the data. The research confirmed that there was apositive effect between inflation and monetary policy. The statutory reserves and interest rates had a positive and significant impact on inflation in Indonesia in the short term. It means that the increase of compulsory reserves and BI rate will be accompanied bythe increase of inflation.Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh kebijakan bank sentral sebagai otoritas moneter (Bank Indonesia) atas penekanan inflasi di Indonesia. Variabel empiris uang digunakan dalam penelitian ini adalah cadangan wajib minimum yaitu giro wajib minimum (X1) dan tingkat suku bunga yaitu BI rate (X2) terhadap perkembangan inflasi (Y) di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data semesteran pada periode 1993-2009. Kebijakan moneter dilakukan dengan menaikan besaran Giro Wajib Minimum dan BI rate, dengan harapan akan menurunkan tingkat inflasi, artinya inflasi & kebijakan moneter memiliki hubungan negatif. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi seder­hana secara double log.Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh positif antara inflasi dan kebijak­an moneter. GWM dan tingkat suku bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap inflasi di Indonesia dalam jangka pendek. Artinya kenaikan cadangan wajib dan BI rate akan diiringi dengan kenaikan inflasi. 
STRATEGI KEBIJAKAN PENGELOLAAN POLDER TAWANG SEBAGAI PENGENDALI BANJIR DENGAN PENDEKATAN ANALYSIS HIERARCHY PROCESS (AHP) Suseno, Deky Aji; Sunarto, St
JEJAK: Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Vol 5, No 1 (2012): March 2012
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jejak.v5i1.4625

Abstract

The research aimed to seek factors causing ineffectiveness of Polder Tawang; the loss due to rob, the need, and the priority scale program in optimizing the polder. Its locus was Semarang city, especially areas located nearby the polder affected by rob such as Johar, Jurnatan, and Tawan station. Data was gathered by conducting interview, observation, and documentation. To analyze the data, description and Analysis Hierarchy Process (AHP) were employed. The result revealed that there were barriers in the management of Tawang Polder. The internal barriers were the broken water pump, leaking pump, unwaterproof polder, and polder which has less capacity over the water, and area which has less capacity to obsorb the water. The external factors were conflict areas, unwell managed infrastructure and rubbish, and inappropiate drainage system. These conditions led to some losses. They were the two working hours loss, and 11-15% downfall of turnover. Hence, there is a need to manage Tawang Polder either internally or externally. The internal ones are draining pump, waterproof pond, and absorption area determination. The external ones are independent polder management enabling the focus of the work, the involvement of consultant, monitoring , and better participation to optimize the polder. The priority programs resulted from AHP analysis were found to be government policy, infrastructure aspect, social and technical management aspect. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor penyebab belum efektifnya Polder Tawang meliputi bentuk dan nilai kerugian yang diderita akibat rob,kebutuhan yang diperlukan, skala prioritas optimalisasi. Lokasi penelitian ini adalah Kota Semarang, khusus di daerah – daerah sekitar Polder Tawang yang terkena rob seperti kawasan Johar, Jurnatan, dan Stasiun Tawang. Pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif dan Analysis Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian adalah terdapat hambatan – hambatan dalam pengelolaan Polder Tawang. Hambatan internal adalah kerusakan pompa air, pipa yang bocor, kolam polder tidak kedap air, dan kapasitas polder yang tidak sesuai dengan kapasitas debit air yang masuk dan tidak sesuai dengan wilayah tangkapan air. Hambatan eksternal lahan yang masih dalam perselisihan, pengelolaan sarana belum baik, sampah dan subsistem drainase tidak sesuai. Kerugian masyarakat turunnya jam kerja rata–rata 2 jam dan penurunan omset 11-15%. Kebutuhan pengelolaan Polder Tawang yaituinternal dan eksternal. Kebutuhan internal yaitu perlu pompa pembuangan, kolam yang kedap air dan penetapan catchment area. Eksternal adalah adanya manajemen pengelolaan polder yang terpisah agar fokus, dan keterlibatan konsultan, monitoring, dan berpartisipasi dalam optimalisasi polder. Skala prioritas analisis AHPdalam optimalisasi Polder Tawang adalah kebijakan pemerintah, aspek infrastruktur, aspek sosial dan aspek teknis pengelolaan.

Page 1 of 3 | Total Record : 30


Filter by Year

2012 2012


Filter By Issues
All Issue Vol 16, No 2 (2023): September 2023 Vol 16, No 1 (2023): March 2023 Vol 15, No 2 (2022): September 2022 Vol 15, No 1 (2022): March 2022 Vol 14, No 2 (2021): September 2021 Vol 14, No 1 (2021): March 2021 Vol 13, No 2 (2020): September 2020 Vol 13, No 1 (2020): March 2020 Vol 12, No 2 (2019): September 2019 Vol 12, No 1 (2019): March 2019 Vol 12, No 1 (2019): March 2019 Vol 11, No 2 (2018): September 2018 Vol 11, No 1 (2018): March 2018 Vol 10, No 2 (2017): September 2017 Vol 10, No 1 (2017): March 2017 Vol 10, No 1 (2017): March 2017 Vol 9, No 2 (2016): September 2016 Vol 9, No 2 (2016): September 2016 Vol 9, No 1 (2016): March 2016 Vol 9, No 1 (2016): March 2016 Vol 8, No 2 (2015): September 2015 Vol 8, No 2 (2015): September 2015 Vol 8, No 1 (2015): March 2015 Vol 8, No 1 (2015): March 2015 Vol 7, No 2 (2014): September 2014 Vol 7, No 2 (2014): September 2014 Vol 7, No 1 (2014): March 2014 Vol 7, No 1 (2014): March 2014 Vol 6, No 2 (2013): September 2013 Vol 6, No 2 (2013): September 2013 Vol 6, No 1 (2013): March 2013 Vol 6, No 1 (2013): March 2013 Vol 5, No 2 (2012): September 2012 Vol 5, No 2 (2012): September 2012 Vol 5, No 1 (2012): March 2012 Vol 5, No 1 (2012): March 2012 Vol 4, No 2 (2011): September 2011 Vol 4, No 2 (2011): September 2011 Vol 4, No 1 (2011): March 2011 Vol 4, No 1 (2011): March 2011 Vol 3, No 2 (2010): September 2010 Vol 3, No 2 (2010): September 2010 Vol 3, No 1 (2010): March 2010 Vol 3, No 1 (2010): March 2010 Vol 2, No 2 (2009): September 2009 Vol 2, No 2 (2009): September 2009 Vol 2, No 1 (2009): March 2009 Vol 2, No 1 (2009): March 2009 Vol 1, No 1 (2008): March 2008 Vol 1, No 1 (2008): March 2008 Vol 1, No 1 (2008): Jejak More Issue